Kamis, 20 Februari 2014

paper

pagi itu seperti biasa....

kuliah adalah satu rutinitas yg wajib danar lakukan. meski harus susah payah berdiri tegak di dalam bis yang sesak itu.

tak seperti kebanyakan orang yang kuliah untuk berkumpul dengan teman temannya, lalu merokok bersama. mungkin juga sambil menyeruput kopi. danar pergi ke kampus untuk menimba ilmu. -yang satu ini bohong, ilmu adalah bonus dari berkumpul bersama teman teman-

tasnya yang besar dan hampir sesak dipenuhi buku dan beberapa paper didalamnya, jg sebuah leptop usang yg ia beli dari hasil menabung selama 5 bulan. tak luput dari pelukannya.

untuk saat ini, harta berharganya adalah paper yg akan ia serahkan ke dosen untuk dapat lulus dalam mata kuliah tersebut. danar tidak mengharap nilai a. "apapun nilai nya yg penting lulus dulu." begitu katanya.

danar pun turun di halte tempat ia harus mengganti bis menuju kekampusnya.

matanya berbinar ketika bis yg ditunggunya datang. kenapa? karena telihat ada beberapa bangku kosong. dengan segera danar naik kedalam bis tersebut.

let me remind you guys.
danar itu jauh sekali dari keberuntungan.

lalu

baru saja ia masuk kedalam bis. seorang pria yang ingin keluar dari bis menarik dan membawa kabur tas danar.

"anjrit...wooy, tas gueee!!!" sambil berlari mengejar pencopet tersebut.

orang yg membawa kabur tas danar lari dengan super cepat. dan ternyata diujung jalan ada temannya yg sudah menunggunya dengan motor.

dengan sisa napasnya dan keringet mengucur deras itu, danar kembali ke halte tempat ia menunggu bis tadi.

"bang, kecopetan ya?" seorang bocah smp mengagetkan napasnya.
"iye! pake nanya lagi lu"jawab danar ketus. oh ya, siapa yg tak ketus jika menjadi dirinya saat ini.

"wa elah bang, nanya doang gue. galak banget" bocah smp itu kembali menyeruput es kelapa yg dibelinya disebelah halte.

"ni ye...pesen gue sama lu. kalo elo uda gede nanti, trus lo disuru bikin paper yg banyaknya ga kira2...jangan lupa buat nyimpen tu paper dimana mana...tugas paper gue dibawa kabur tuh copet...argh! ga lulus dah gue. mana gue cuma nyimpen tu paper di leptop doang. inget ye yang gue bilang" kata danar menggebu gebu.

anak smp itu pun mendengarkan dengan penuh perhatian. menggangguk seperti memberi tanda jika ia mengerti. memperlihatkan wajah seakan gurunya baru saja memberikan wejangan paling mujarab. lalu

"bang....paper tuh apaan si?"

danar

namanya danar, hanya seorang mahasiswa yang baru saja melalui smester 4. kuliahnya berjalan lancar. tapi terkadang juga banyak polisi tidurnya, apalagi setiap kali menyerahkan paper. kalo bukan jawabannya "gak mutu" ya jawabannya "anak es de jg bisa bikin yg seperti ini danar!"

danar memang tidak pintar, tapi tidak juga bodoh. untuk urusan keberuntungan sepertinya danar dikutuk karena jarang sekali ia mendapatkanny. mulai dari lembar jawaban psikotes yg robek karena pensil yg ia gunakan terlalu runcing, sampai berangkat kuliah dengan bis dan tak pernah mendapatkan tempat duduk -eh...ini sih emang selalu sial. rumahnya searah dengan tujuan tempat orang orang bekerja-.
tak salah jika ia pun mengakui dirinya selalu jauh dari keberuntungan.

kehidupan sehari hari nya pun tak begitu mulus. yah, dapat dikatakan seperti bulan. dari jauh tampak sangat indah....bagus... namun ketika didekati, banyak sekali lubang seperti kawah diantaranya.

Rabu, 19 Februari 2014

daddy!

ketika usia ku 8 tahun...
yang ku tau ayah adalah seseorang yang akan kau teriaki "ayah pulaaaaang" dengan sangat gembira ketika ia kembai dari bekerja.
yang dapat kau mintai uang untuk jajan gulali.
melihat itu semua, ya...aku sangat iri pada mereka yang bisa meneriaki ayah nya setiap sore. lalu mencium tangan dan memeluknya. tak lupa untuk memintanya mendengarkan cerita tentang apa saja yg telah ku lalui disekolah. setelah itu, mendengarnya berkata "ayo solat magrib dulu...."
selepas magrib...ayah akan membuka tas sekolahku dan belajar bersamaku. dia pintar, amat sangat pintar...namun terkadang ia pura pura bodoh agar aku bangga akan diriku.

ayah seperti seorang pahlawan super dalam bayanganku. ia akan menggendongku di punggungnya. dan aku akan memeluknya dengan erat. super erat mungkin. dan tak akan pernah kulepas.

20 tahun, aku hidup tanpa ayah. aku tak tau ayah itu apa. aku tak tau rasanya meneriakimu dengan gembira ketika kau pulang bekerja. aku tak tau rasanya kau gendong. aku tak tau rasanya ketika kau menjadi obat sakitku...

ayah, aku sudah 22 tahun. bangga kah kau padaku?

Selasa, 18 Februari 2014

ketika menikah

how old are you??
i'm twenti tuuuuuu

apalah artinya umur, cm angka yg numpang lewat tiap tahunnya. kayak tukang bakso yang setiap hari lewat tuh...bedanya, gw ga itungin tuh tukang bakso lewatnya uda berapa kali.

lalu 22 lalu 23 lalu 24...

tanpa tau dimana berhentinya

apa bedanya dengan tahun tahun yg lalu??? banyak!
for your info, gw uda pacaran sama onta 5 tahun. dan ada lah sedikit -eh...banyak deng- pikiran tentang menikah. gw yakin semua cewe pasti mikir tentang yg satu itu. untuk usia pacaran 5 tahun...kayakny sah sah aja kalo gw minta nikah.
seperti kata banyak artis. kita cuma bisa berencana...tuhan yg menentukan. setuju ga setuju deh gue.
dan kita berdua mulai lah berencana..tanpa ada yg tau. tanpa kita jg mau ngasi tau.

gak cuma gue yg mikirin tentang ini. ibu juga... parahny, tiap hari gue dikasi (bukan duit) ceramahan. amboooyyy... sampe hapal kalo ibu uda duduk...lalu mulai ngomong. "de...." itu artinya kata pembuka untuk ceramahnya.
yang menikah dengan gue...yang emang bener mencintai gue. yg menikahi gue karena pengen gw jadi makmum nya. bukan karena ibu yg minta....